BPBD DKI Terus Tingkatkan Literasi Kebencanaan

By Admin


nusakini.com, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta berencana menghadirkan mobil simulator gempa bumi sebagai inovasi untuk meningkatkan literasi kebencanaan di tengah masyarakat.

Sekretaris Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Marulitua Sijabat mengatakan, program ini muncul sebagai jawaban atas keterbatasan ruang literasi kebencanaan.

"Selama ini, ruang literasi kita masih terbatas, renovasinya pun hanya kecil-kecilan. Karena itu, tahun ini kami mengembangkan literasi kebencanaan melalui pengadaan mobil simulator gempa," ujar Marulitua, Senin (28/7).

Ia menjelaskan, mobil simulator ini dapat digunakan secara stasioner maupun mobile, sehingga diharapkan bisa menjangkau berbagai lokasi, termasuk sekolah. Tujuannya memberikan pemahaman langsung kepada pelajar tentang mitigasi bencana gempa bumi.

"Selama ini masyarakat belum benar-benar memahami dampak gempa dengan berbagai tingkat kekuatan. Dengan simulator ini, mereka bisa merasakan langsung dan belajar bagaimana merespons gempa dengan tepat," jelasnya.

Selain untuk kegiatan edukasi di sekolah, BPBD DKI juga berencana memanfaatkan mobil ini dalam berbagai kegiatan publik seperti Car Free Day (CFD) agar edukasi kebencanaan bisa menjangkau lebih banyak warga.

"Ini bisa dimanfaatkan setiap Minggu di CFD sebagai sarana sosialisasi kebencanaan," tambah Marulitua.

Adapun spesifikasi kendaraan, lanjutnya, berbentuk mini truk dengan ukuran sedikit lebih besar dari metromini, namun masih di bawah ukuran trailer.

"Ukurannya cukup besar dan aman untuk menampung simulator gempa di dalamnya," ucapnya.

Marulitua menyebut, jika program ini terealisasi, maka akan menjadi mobil simulator gempa pertama di Indonesia. Program ini terinspirasi dari Jepang, yang telah lama memanfaatkan teknologi serupa untuk edukasi kebencanaan.

"Kami belajar dari Jepang saat menghadiri Crisis Management Conference tahun 2023 di Tokyo. Di sana, mobil simulator seperti ini sangat efektif sebagai sarana edukasi," jelasnya.

Saat ini, BPBD DKI masih dalam tahap finalisasi kontrak pengadaan. Prosesnya ditargetkan rampung dalam dua bulan ke depan.

Menurut Marulitua, penggunaan mobil sebagai sarana edukasi dipilih karena alat simulator gempa memerlukan ruang khusus dan tidak memungkinkan untuk dipasang di gedung yang belum dirancang secara struktural.

“Karena itu kami hadirkan versi mobile-nya, sambil menunggu pengembangan gedung BPBD yang baru,” tandasnya. (*)